Inilah 5 Titik Angker di Jalur Pantura, Pemudik Wajib Hati-Hati!

AubiNesia ~ Halo Sobat Traveler! Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan sebuah informasi mengenai Jalur Pantura. Yaitu sekilas informasi sejarah mengenai terciptanya Jalur Pantura, serta keberadaan titik-titik ataupun lokasi-lokasi yang terkenal angker dan memakan banyak korban jiwa di Jalur Pantura. Berikut adalah informasi selengkapnya.

Sekilas Info Mengenai Jalur Pantura

Terbentang sepanjang 1316 km, Jalur Pantura menjadi pondasi kokoh perekonomian sekaligus jalur sibuk yang dipadati ribuan kendaraan setiap harinya. Jalur pesisir utara Jawa ini menggabungkan 5 provinsi, yaitu: Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jalur Pantura sempat menjadi primadona. Setiap harinya, Jalur Pantura mampu menampung 20.000 hingga 70.000 kendaraan.

Sumber: Republika.co.id
Namun kini, perlahan jalur ini mulai ditinggalkan karena ada jalan tol bebas hambatan, memanjang dari Cikopo hingga Semarang. Jalur Pantura kini seperti kembali seperti semula. Sebagai jalan panjang yang sunyi, menyimpan sejarah dan misteri.

Namun cerita Pantura tak hanya itu saja. Inilah sekelumit cerita Jalur Pantura, saksi pilu di zaman pemerintahan Hindia Belanda.

Sejarah Terciptanya Jalur Pantura

Di tahun 1808, seorang Belanda bernama Herman Willem Daendels, tiba di Batavia lewat rekomendasi Napoleon Bonaparte. Di bawah pengaruh Prancis, ditetapkan sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk memperkuat pertahanan Belanda di Jawa, guna menghadapi Inggris yang berpusat di India.

Di tahun yang sama, Herman Willem Daendels, yang dikenal juga dengan nama Tuan Besar Guntur, adalah otak dibalik pembangunan Jalur Pantura. Dulu, jalur ini diberi nama Jalan Raya Pos atau De Groote Postweg. Jalur yang dibangun Daendels dalam waktu satu tahun (dari tahun 1808 hingga 1809) lewat keringat para pribumi.

Sumber: idsejarah.net
Tonggak awal pembangunan Jalan Raya Pos dilakukan pada 7 Maret 1808 seiring dengan surat keputusan yang Daendels buat usai memetakan kondisi Pulau Jawa. Namun pembangunan jalan ini, justru menjadi awal mula tragedi penuh pilu. Karena sedikitnya, 12.000 warga asli Indonesia tewas akibat sistem kerja paksa yang kejam dibawah kekejaman Sang Jenderal.

Membentang dari Anyer sampai Panarukan melalui sisi utara Pulau Jawa, jalur berdarah ini merupakan proyek kepentingan ekonomi dan militer dari Sang Jenderal. Dari sisi ekonomi, pembangunan jalan ini dilakukan sebagai jalur pengangkutan komoditas pertanian menuju gudang pemerintah atau pelabuhan. Dari sisi militer, Sang Jenderal menggunakan jalur ini sebagai mobilisasi kemiliteran.

Sebutan "Pos" sendiri bukan tanpa maksud. Karena jalan ini adalah penghubung pos penjagaan militer Belanda yang tersebar di sepanjang Jalur Pantura kala itu. Keberadaan Jalan Raya Pos tersebut memunculkan kasta baru di tengah masyarakat. Setelah De Groote Postweg selesai dibangun, hanya kalangan tertentu yang bisa menggunakan jalan raya ini.

Sumber: https://ift.tt/3gtGNmT
Saat ada kendaraan melewati jalan ini, rakyat jelata harus meletakkan barang yang mereka pikul, lalu duduk bersimpuh dengan kepala menunduk sebagai tanda hormat. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu Pangeran Diponegoro marah, dan mengobarkan api perang di Tanah Jawa melawan Belanda.

Kegetiran dan kesengsaraan yang terjadi di sepanjang Pantura membuatnya terbalut aroma misteri. Begitu banyaknya nyawa yang melayang di masa pembangunan hingga kuburan massal pekerja jalan, seolah menjadi indikasi besar kisah-kisah diluar nalar. Maka, masyarakat menandai beberapa titik di Jalur Pos ini dengan cerita tak bisa masuk logika.

Titik-Titik Angker di Jalur Pantura

Berikut ini adalah beberapa titik yang terkenal angker di sepanjang Jalur Pantura.

1. Jalur Lingkar Pemalang

Sumber: www.otosia.com
Kawasan Lingkar Pemalang kabarnya dihuni sosok tak kasat mata. Konon, wilayah ini dihuni oleh sosok astral yang menjelma menjadi patung pada sisi jalan. Mitosnya, sosok ini sering muncul secara tiba-tiba, menakuti pengguna jalan yang sedang melintas.

Beberapa diantaranya menganggap mitos ini sebagai penyebab tragedi berujung maut yang terjadi di Jalur Lingkar Pemalang. 

2. Lintasan Kedungkelor, Kabupaten Tegal

Sumber: www.otosia.me
Kawasan seram lainnya berada di Lintasan Kedungkelor, tepatnya berada di Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal. Konon, area ini dihuni oleh sosok kakek tua yang berjalan melayang. Rumor mengatakan, sosok tersebut adalah salah satu korban pekerja paksa yang tewas mengenaskan.

Tak sedikit pengguna jalan yang bersaksi bahwa sosok tersebut menjadi salah satu penyebab banyaknya kecelakaan di titik ini. Karena kerap melintas dan mengagetkan pengguna jalan.

3. Jalur Jenu, Kabupaten Tuban

Sumber: www.tempatangker.com
Jalur Jenu, Tuban, Jawa Timur dikenal cukup lengang dan sepi. Kondisi ini membuat pengendara tak jarang jadi terlena untuk memacu kecepatan hingga lupa untuk mengendalikan laju kendaraan. Hanya saja masyarakat kerap melihat sosok menyerupai wanita cantik menyebrang, hingga dirumorkan menjadi pemicu kecelakaan.

4. Jalur Subang hingga Ciasem

Sumber: keepo.me
Jalur ini mitosnya dihuni oleh sesosok makhluk gaib berwujud wanita berambut panjang yang kerap muncul secara tiba-tiba. Hal itu mengakibatkan cukup banyaknya kecelakaan yang terjadi di wilayah ini. Konon katanya, kemunculan hantu wanita tersebut mampu menghipnotis para pengemudi hingga akhirnya gagal fokus dan kehilangan konsentrasi sehingga menabrak kendaraan lain yang berada di dekatnya.

5. Jalur Alas Roban, Batang

Sumber: m.mediaindonesia.com
Jalur Alas Roban dikenal warga setempat dengan nama Jalan Poncowati. Karena memiliki 5 tikungan tajam dan menukik. Jalur ini dijuluki juga sebagai jalur tengkorak karena tingginya angka kecelakaan. Warga sekitar percaya, jika musibah yang terjadi di jalur ini berkaitan dengan campur tangan makhluk astral.

Ada 3 jalur yang membelah Alas Roban, yaitu: Jalur Poncowati, Jalur Lingkar Selatan (Jalur Beton), dan Jalur Lingkar Utara yang hanya diperuntukkan untuk kendaraan kecil. Intensitas lakalantas yang cukup tinggi menimbulkan desas-desus yang ditakuti oleh pengemudi.

Kepercayaan warga setempat, sebuah pertanda akan muncul sebuah tragedi besar. Warga percaya, akan terjadi kecelakaan maut jika di malam sebelumnya muncul sosok astral yang dikenal bernama Mbah Siman.

Menurut pengalaman aneh yang dirasakan oleh Kapolsek Gringsing, Ajun Komisaris Polisi Haryo Deko Dewo, yang dulu sempat berdinas di unit kecelakaan lalu lintas Polres Batak. Dirinya mengakui pihaknya kerap mendapatkan laporan warga akan adanya sosok manusia misterius yang menyebrang jalan di jalur setempat.

Namun menurutnya, kecelakaan yang terjadi bukan disebabkan oleh mereka yang berasal dari dunia lain. Melainkan karena faktor jalan yang ekstrim dan kelelahan sang pengemudi.

Penutup

Dengan umur lebih dari 2 abad, tak pelak membuat Jalur Pantura tersisipi cerita yang beredar turun temurun. Kini, tak ada lagi bunyi gerobak kuda yang mengirim surat seperti di masa awal jalur ini dibuka. Walau berganti menjadi deru mesin kendaraan lewat, imaji Pantura akan tetap selalu identik dengan tradisi mudik masyarakat.

Kondisi jalan yang tidak mulus di beberapa area kerap menjadi faktor penyebab kecelakaan yang terjadi. Konsumsi cafein untuk mengatasi kelelahan akibat menempuh jalan yang cukup panjang juga harus diperhitungkan sebagai alasan mengapa banyak pengemudi melihat hal-hal diluar nalar.

Kiranya, apa yang pernah terjadi dimaknai sebagai peluas wawasan. Sepatutnya kita sebagai manusia harus tetap waspada dan meminta perlindungan kepada Yang Maha Kuasa. Semoga kejadian yang tidak diinginkan tidak pernah menimpa diri kita maupun keluarga kita.

Sekian, semoga bisa menambah wawasan kita semua. Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Salam Traveler!~


from AubiNesia https://ift.tt/2AciqJR

Belum ada Komentar untuk "Inilah 5 Titik Angker di Jalur Pantura, Pemudik Wajib Hati-Hati!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel